Salah satu kuliner tradisional khas Banten adalah rabeg, sejenis semur daging yang didominasi oleh rasa manis, pedas, dan gurih bawang. Konon rabeg baru ada saat Banten dipimpin oleh Sultan Maulana Hasanuddin. Asal muasalnya sendiri bermula ketika Sultan Maulana Hasanuddin hendak pergi haji ke Mekkah. Dalam perjalanan, sebelum sampai ke tanah suci terlebih dahulu singgah di sebuah kota pelabuhan sekitar Laut Merah. Nama kota itu adalah Rabiq.
Di Rabiq beliau tidak hanya terkesan oleh keindahan kota yang berada di jazirah Arab tersebut, melainkan juga pada salah satu kulinernya yang berbahan dasar daging kambing. Oleh karena ketagihan akan masakan daging kambing khas Rabiq, sepulang berhaji Sultan memerintahkan juru masak istana membuat masakan serupa. Ia kemudian diberi nama sesuai dengan tempat asalnya yaitu rabeg (pengucapan orang Banten). Lambat laun rabeg tidak hanya menjadi hidangan penghuni istana saja, melainkan menyebar ke seluruh wilayah Banten dengan berbagai macam varian bahan (kambing, sapi, hingga bebek), bumbu, dan cara pengolahannya.
Di daerah Serang misalnya, rabeg berbahan dasar kambing (usus, kepala, iga, kaki, hati dan lain sebagainya) yang dipotong kecil-kecil. Adapun bumbu rabeg diantaranya adalah: jahe, serai, daun jeruk, bawang merah, cabai merah keriting, cabai rawit, tomat, garam, merica bubuk, gula merah, cengkeh, kayu manis, pala bubuk, kecap manis, dan minyak sawit. Sedangkan cara memasaknya dimulai dengan merebus potongan-potongan kecil daging kambing yang disampur dengan jahe, serai, dan daun jeruk. Setelah matang dan ditiriskan daging dicampur dengan bumbu-bumbu yang telah dihaluskan (bawang merah, bawang putih, merica, ketumbar, dan cabai rawit). Selanjutnya, daging ditumis bersama potongan cabai merah, bawang merah, dan jahe hingga harum. Terakhir, masukkan air, tomat, garam, merica bubuk, gula merah, cengkeh, kayu manis, dan kecap manis, lalu aduk hingga merata. Setelah matang, taburi bawang goreng dan hidangkan. (ali gufron)
Foto: https://phinemo.com/tempat-berburu-rabeg-banten-yang-rasanya-juara/