Tavala adalah salah satu perlengkapan penari laki-laki di daerah Sulawesi Tengah saat mempertunjukkan Tari Meaju atau tarian lain dalam suatu upacara yang disertai dengan persembahan hewan kurban berupa kambing atau kerbau. Fungsi tavala atau tampi atau yang dalam bahasa Indonesia disebut tombak ini adalah sebagai penambah semangat ketika penari sedang mempertunjukkan tarian pada para pahlawan yang pulang atau akan pergi berperang, pengantin pria yang akan menempuh hidup baru, atau anak laki-laki yang akan dikhitan (nosua).
Sebuah tavala dahulu merupakan perlengkapan tari yang dianggap sakral karena rambut-rambut penghiasnya berasal dari rambut musuh yang diambil pada saat perang atau ritual pengayauan. Namun, seiring dengan perkembangan zaman rambut manusia diganti dengan benang berwarna merah atau hitam atau bahkan bulu binatang. Sedangkan untuk bahan pembuat lainnya masih menggunakan tembaga atau kuningan serta kayu hitam.
Adapun cara membuatnya adalah sebagai berikut. Pertama, memanaskan tembaga atau kuningan hingga membara agar mudah dipukul menggunakan palu khusus untuk membentuk mata tavala. Kedua, apabila mata tavala telah terbentuk proses berikutnya adalah mengampelas mata tavala agar lebih runcing dan tajam di kedua sisinya. Ketiga, membuat tangkai tavala dari kayu hitam berukuran panjang antara 125-150 centimeter dengan garis tengah antara 4-5 centimeter. Pada salah satu pangkal tangkai nantinya akan dimasukkan mata tavala dan dilubangi untuk tempat menanam benang sebagai hiasan.