Kecamatan Sumur Bandung

Keadaan Geografis
Sumur Bandung adalah salah satu kecamatan yang terdapat dalam wilayah Kota Bandung, dengan batas-batas: sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Coblong dan Kecamatan Cibeunying Kaler; sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Regol dan Kecamatan Batu Nunggal; sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Babakan Ciamis; dan sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Cibeunying Kidul.

Secara keseluruhan, luas kecamatan ini mencapai 340 Ha, dengan rincian: perumahan penduduk, jalur hijau (1.972 m2), sarana peribadatan (mesjid, musholla, dan gereja), sarana pendidikan (Taman Kanak-kanak, Sekolah Dasar, Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama, Sekolah Lanjutan Tingkat Atas, dan Akademi/Perguruan tinggi), sarana kesehatan (rumah sakit, puskesmas, poliklinik, dan apotik), kantor pemerintah (Kodam III Siliwangi, Dinas Perikanan, Kantor Pajak, Balai Bahasa, Kodim 068 BS, Inspektorat Kota, BPLH Provinsi Jawa Barat, Kantor Walikota Bandung, dan Powiltabes Bandung), dan lain sebagainya (Monografi Kecamatan Sumur Bandung tahun 2009).

Sebagaimana daerah Jawa Barat pada umumnya, bahkan daerah Indonesia pada umumnya; Kecamatan Sumur Bandung beriklim tropis yang ditandai oleh adanya dua musim, yakni kemarau dan penghujan. Musim kemarau biasanya dimulai pada bulan April sampai September. Sedangkan, musim penghujan biasanya dimulai pada bulan Oktober sampai dengan Maret. Curah hujannya rata-rata 2.400 milimeter per tahun. Sementara itu, suhu udaranya berkisar dari 20° Celcius sampai dengan 30° Celcius.

Keadaan Demografis
Penduduk Kecamatan Sumur Bandung berjumlah 32.935 jiwa, dengan jumlah Kepala Keluarga (KK) 7.493. Jika dilihat berdasarkan jenis kelaminnya, maka jumlah perempuannya mencapai 14.485 jiwa (43,98%) dan penduduk berjenis kelamin laki-laki 18.450 jiwa (56,02%) (Potensi Kecamatan Sumur Bandung, 2009).

Untuk ukuran sebuah kecamatan, jumlah penduduk Kecamatan Sumur Bandung tergolong besar. Salah satu faktor penyebabnya adalah kecamatan tersebut relatif dekat dengan pusat-pusat keramaian (kota) karena termasuk dalam wilayah kota Bandung. Keberadaan kecamatan yang tidak jauh dari pusat-pusat keramaian ini pada gilirannya membuat jumlah penduduknya berkembang pesat, khususnya di sekitar jalan raya.

Jika dilihat berdasarkan golongan usia, maka penduduk yang berusia 0—6 tahun ada 4.134 jiwa (12,55%), 7—12 tahan ada 10.008 jiwa (30,39%), 13—18 tahun 5.075 jiwa (15,41%), 19—24 tahun 6.150 jiwa (18,67%), 25—55 tahun 3.201 jiwa (9,72%), 56—79 tahun 4.093 jiwa (12,43%), dan yang berusia 80 tahun ke atas 274 jiwa (0,83%). Ini menunjukkan bahwa penduduk Kecamatan Sumur Bandung sebagian besar berusia produktif. Golongan umur tersebut secara rinci dapat dilihat pada table di bawah ini.

Penduduk Kecamatan Sumur Bandung
Berdasarkan Golongan Umur

No

Golongan Umur

Jumlah (jiwa)

Prosentase (%)

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

0—6 tahun

7—12 tahan

13—18 tahun

19—24 tahun

25—55 tahun

56—79 tahun

Diatas 80 tahun

4.134

10.008

5.075

6.150

3.201

4.093

274

12,55

30,39

15,41

18,67

9,72

12,43

0,83


Jumlah

32.935

100,00

Sumber: Monografi Kecamatan Sumur Bandung Tahun 2009

Pemukiman
Berdasarkan data Monografi Kecamatan Sumur Bandung Tahun 2009, jumlah rumah yang ada di kecamatan tersebut ada 5.235 rumah. Tidak semua rumah bertipe rumah permanan (berdinding tembok, berlantai semen dan atau keramik). Akan tetapi, ada juga rumah semi permanen yang berjumlah 1.475 buah dan rumah yang berdinding kayu atau bambu dan berlantai kayu yang jumlahnya 90 buah buah. Umumnya perumahan tersebut berada di sekitar jalan (arah menghadap ke jalan) dengan jarak yang reatif berdekatan.

Perumahan yang ada di Kecamatan Sumur Bandung ini, baik yang permanen, semi permanen maupun yang berdinding kayu atau batu, telah tersentuh oleh jaringan listrik dari Perusahaan Listrik Negara (PLN) dan telepon. Selain itu, siaran-siaran dari media elektronik (televisi), baik nasional (TVRI, RCTI, SCTV, Indosiar, Lativi, Trans TV, dan Metro TV) maupun daerah (TVRI Bandung dan Bandung TV), serta radio baik pemerintah maupun swasta juga dapat diterima dengan jelas di kecamatan ini. Media cetak seperti: Kompas, Republika, Tempo, dan Pikaran Rakyat juga dapat diperoleh dengan mudah.

Mata Pencaharian
Peranan Kota Bandung sebagai pusat berbagai kegiatan, ditambah dengan relatif tidak jauhnya dengan “kawasan industri”, tentunya akan berimbas pada usaha yang dilakukan oleh warga masyarakat yang ada di sekitarnya, termasuk Kecamatan Sumur Bandung. Oleh karena itu, tidak mengherankan jika mata pencaharian yang digeluti oleh warga masyarakat Kecamatan Sumur Bandung cukup beragam, sebagaimana yang terlihat pada tabel di bawah ini.

Jenis-jenis Mata Pencaharian Penduduk
Kecamatan Sumur Bandung

No

Jenis Mata Pencaharian

Jumlah (jiwa)

Prosentase (%)

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

Petani

Pengusaha sedang/besar

Perajin/industri kecil

Buruh Industri

Buruh Bangunan

Pedagang

Pengangkutan

Pegawai Negeri Sipil

20

20

9

840

101

2347

5

2163

0,36

0,36

0,16

15,26

1,83

42,63

0,09

39,29


Jumlah

5.505

100,00

Sumber: Monografi Kecamatan Sumur Bandung Tahun 2009

Tabel di atas menunjukkan bahwa mata pencaharian yang digeluti oleh sebagian besar warga masyarakat Kecamatan Sumur Bandung adalah pedagang (42,63%). Urutan kedua adalah Pegawai Negeri Sipil (39,29%), disusul oleh buruh industri (15,26%) dan buruh bangunan (1,83%). Selebihnya, adalah: petani, pengusaha sedag/besar, perajin/industri kecil, dan pengangkutan.

Pendidikan dan Kesehatan
Sarana pendidikan yang terdapat di Kecamatan Sumur Bandung meliputi: Taman Kanak-kanak (TK) sejumlah 12 buah, Sekolah Dasar (SD) sejumlah 27 buah, Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) sejumlah 8 buah, Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA) sejumlah 11 buah, dan Akademi/Perguruan Tinggi sejumlah 6 buah. Kedua belas TK tersebut yang jumlah gurunya ada 40 orang dapat menampung 370 siswa. Kemudian, kedelapan belas SD yang ada dapat menampung 7.661 siswa dengan jumlah guru 393 orang. Untuk Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) memiliki siswa sebanyak 4.540 orang dengan jumlah guru 308 orang. Sedangkan, ke-11 SLTA yang memiliki guru sejumlah 434 orang dapat menampung 6.833 siswa. Sementara itu, jumlah dosen dan mahasiswa yang dapat ditampung oleh Akademi/Perguruan Tinggi yang ada belum diketahui karena pihak kecamatan belum mendatanya.

Gambaran di atas menujukkan bahwa sarana pendidikan yang dimiliki oleh Kecamatan Sumur Bandung sudah sangat lengkap. Ini artinya, jika seseorang ingin melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi, maka ia tidak perlu pergi jauh dari rumahnya. Adapun tingkat pendidikan yang dicapai oleh warga tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Penduduk Kecamatan Sumur Bandung Berdasarkan Pendidikan

No

Tingkat Pendidikan

Jumlah (jiwa)

Prosentase (%)

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

Belum sekolah
Tidak tamat SD
Tamat SD/sederajat
Tamat SLTP/sederajat
Tamat SLTA/sederajat
Tamat Akademi
Tamat Perguruan Tinggi

3.164

1.287

4.238

6.269

7.367

6.099

4.511

9,61

3,91

12,87

19,03

22,37

18,52

13,70


Jumlah

32.935

100,00

Sumber: Monografi Kecamatan Sumur Bandung Tahun 2009

Tabel di atas memperlihatkan bahwa tingkat pendidikan yang dicapai oleh penduduk Desa Cibiru Wetan sebagian besar Tamatan SLTA/sederajat (22,37%). Sebagian lainnya yang jumlahnya cukup besar adalah tamatan SLTP/sederajat (19,03%), tamatan Akademi/sederajat (18,52%), dan tamatan Perguruan Tinggi (13,70%). Sedangkan, yang tidak menamatkan Sekolah Dasar hanya 3,91%.

Sementara itu, sarana kesehatan yang ada di Kecamatan Sumur Bandung adalah satu buah Rumah Sakit Umum Swasta, satu buah Rumah Sakit Khusus Mata (RS Mata), satu buah Rumah Sakit Bersalin, tiga buah Poliklinik, satu buah Puskesmas, tiga buah Sanatorium, 15 buah apotek/depot obat, dan dua buah panti pijat. Mengingat bahwa tidak semua warga memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada di kecamatannya, terutama yang berkenaan dengan kelahiran, maka di sana ada satu orang dukun bayi yang telah dibekali pengetahuan medis. Dukun tersebut oleh masyarakat setempat disebut sebagai paraji.

Agama dan Kepercayaan
Agama yang dianut oleh warga masyarakat Kecamatan Sumur Bandung beragam, yaitu: Islam, Kristen Protestan, dan Katholik. Namun demikian, berdasarkan data yang tertera dalam Potensi Kecamatan Sumur Bandung Tahun 2009, Islam merupakan agama yang dianut oleh sebagian besar penduduknya (27.124 orang atau 82,36%). Sebagian lainnya adalah mereka yang menganut agama Kristen Protestan (3.143 orang atau 9,54%), Katholik (1.952 orang atau 5,93%), Budha (647 orang atau 1,96%), Hindu (59 orang atau 0,18%), dan penganut aliran Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa (10 orang atau 0,03%).

Ada korelasi yang positif antara jumlah pemeluk suatu agama dengan jumlah sarana peribadatan. Hal itu tercermin dari banyaknya sarana peribadatan yang berkaitan dengan agama Islam (mesjid dan musholla atau langgar) dan Nasrani (gereja). Berdasarkan data yang tertera dalam Monografi Kecamatan Sumur Bandung, jumlah mesjid yang ada di sana mencapai 51 buah dan musholla atau langgar 21 buah. Sedangkan, sarana peribadatan yang berkenaan dengan penganut agama Kristen Protestan dan Katholik (gereja) berjumlah 10 buah.

Organisasi Pemerintahan
Secara administratif dan teritorial, Kecamatan Sumur Bandung terbagi ke dalam 4 kelurahan, yaitu: Braga, Merdeka, Kebon Pisang, dan Babakan Ciamis. Di dalam ke-4 kelurahan itu terdapat 36 Rukun Warga (RW) dan 230 Rukun Tetangga (RT). Sedangkan struktur organisasi pemerintahan Kecamatan Sumur Bandung dapat dilihat pada bagan berikut ini.

Dari struktur di atas dapat diketahui bahwa tampuk pimpinan tertinggi dipegang oleh seorang Camat. Dalam menjalankan tugasnya dibantu oleh bagian Sekretariat, Kelompok Jabatan Fungsional, Seksi Pemerintahan, Seksi Ekonomi dan Pembangunan, Seksi Pemberdayaan Masyarakat dan Kesejahteraan Rakyat, dan Seksi Keamanan dan Ketertiban Umum. Untuk meaksanakan tugasnya, bagian Sekretariat dibantu lagi oleh Sub Bagian Program dan Pelaporan dan Sub Bagian Umum. (Gufron)

Sumber:
Monografi Kecamatan Sumur Bandung Tahun 2009
http://www.bandung.go.id/c/9/?fa=kecamatan.detail&id=17
Cara Pasang Tali Layangan agar Manteng di Udara
Topeng Monyet
Keraton Surosowan

Archive