Bediom adalah suatu adat pindah rumah (lamban) yang umum dilaksanakan oleh warga masyarakat Lampung Barat bagian pesisir. Tradisi Bediom ini tidak hanya dilakukan oleh suatu keluarga ketika akan pindah ke rumah yang baru dibangun, tetapi juga rumah lama yang akan ditempati lagi setelah ditinggalkan oleh penghuni sebelumnya. Adapun tujuannya adalah untuk mengungkapkan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkah yang telah diberikan.
Adat bediom biasanya dilaksanakan pada bulan-bulan yang dianggap baik dalam kalender Islam, seperti Muharam, Maulud atau Bulan Haji dengan waktu pelaksanaan sebelum subuh dan isha (antara pukul 04.30-05.00 pagi). Sementara prosesinya sendiri diawali dengan kepala keluarga meninggalkan rumah lama diikuti oleh isteri, anak-anaknya, sanak saudara dan para tetangga menuju ke tempat tinggal baru. Jumlah pengiringnya bergantung pada kemampuan orang yang sedang bediom tersebut. Apabila ia termasuk orang mampu, maka bediom akan berlangsung sangat meriah dengan dihadiri oleh puluhan atau bahkan ratusan orang dan diiringi dengan musik atau lagu tradisional. Namun apabila ekonomi orang yang berdiom hanya “pas-pasan” maka para pengiringnya hanyalah sanak keluarga dan tetangga terdekat saja.
Adapun peralatan dan perlengkapan yang harus dibawa ketika melaksanakan adat bediom ini diantaranya adalah: peralatan tidur, peralatan memasak, lampu, sembako, sajadah dan Al Quran. Al Quran dan sajadah dibawa oleh kepala keluarga yang bersangkutan sebagai simbol bahwa ia adalah pemimpin atau imam bagi keluarganya. Sedangkan peralatan lainnya dibawa oleh sanak kerabat dan para tetangga sebagai simbol bahwa keluarga yang sedang bediom akan memulai kehidupan di tempat yang baru. Peralatan tersebut akan diberikan kepada kepala keluarga sebagai “modal” melanjutkan kehidupannya setelah sampai di tempat yang baru setelah dibacakan doa-doa sesuai dengan kondisi keluarga yang bediom tersebut.
Home »
Upacara Adat Lain
» Adat Bediom Masyarakat Lampung Barat