Di kalangan masyarakat Lampung Barat, khususnya yang berada di sekitar pesisir Krui, Kecamatan Way Krui, Kabupaten Lampung Barat, sekitar 330 kilometer dari Bandarlampung, terdapat sebuah tradisi yang disebut ngumbai atakh yang dalam bahasa Indonesia dapat diartikan sebagai “berdoa bersama”. Ngumbai atakh adalah suatu bentuk pengharapan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa agar hasil perkebunan yang menjadi matapencaharian warga masyarakat meningkat dan dijauhkan dari segala musibah ataupun adanya roh jahat yang bermaksud untuk mengganggu kesuburan tanaman. Adapun pelaksanaannya umumnya dilakukan pada hari pertama bulan atau musim haji.
Ngumbai atakh kepada Tuhan Yang Maha Kuasa ini dipimpin oleh seorang ustadz yang dianggap mampu atau menguasai ilmu agama. Sementara penyelenggaranya adalah warga masyarakat pemilik perkebunan. Agar lebih afdol, acara ini umumnya juga mengundang para tokoh agama, tokoh masyarakat, dan perangkat pekon setempat. Mereka secara berjamaah memanjatkan doa tanpa menyediakan sesajen di lokasi perkebunan agar diberikan peningkatan hasil perkebunan, kemudahan rezeki, dan dijauhkan dari segala musibah yang datang secara tidak terduga. Sebagai catatan, selain untuk mendapatkan berkah dari Tuhan Yang Maha Kuasa, tradisi ngubai atakh ini juga dapat dijadikan sebagai ajang mempererat tali silaturrahim antarwarga di masing-masing pekon (desa).