Yoseph Iskandar adalah seorang pengarang cerpen, novel, roman, dan drama khusus dalam bahasa Sunda. Sastrawan asli Purwakarta ini lahir pada 11 Januari 1953. Karya-karyanya berhasil memperpadukan dan mengangkat sejarah Tatar Sunda dalam karya sastra. Melalui karyanya tersebut dia telah berhasil menjadikan orang Sunda semakin sadar akan sosok Ki Sunda.
Ketertarikan Yoseph pada dunia sastra dimulai setelah masuk ATPU atau Akademi Teknik Pekerjaan Umum Bandung. Menurut Purna dan Yulianto (2008), meski kuliah di bidang teknik aktivitas Yoseph lebih banyak tercurah pada kegiatan seni seperti menjadi pimpinan Teater Khas (1977-1981). Saking minatnya pada dunia seni, Yoseph kemudian lebih memilih meninggalkan studinya di teknik demi mendalami Sastra Sunda. Bersama Eddy D Iskandar, Godi Suwarna, Juniarso Ridwan, dan Beni Setia, dia mendirikan organisasi sastrawan muda Sunda bernama Durma Kangka. Hasilnya adalah dua buah buku berjudul Antologi Puisi Sunda Mutakhir (1980) dan Tumbal (1982).
Selain bergelut di sastra, Yoseph juga terjun dalam dunia jurnalistik dengan menjadi redaktur di majalah Mangle (1979-1985) dan tabloid Giwangkara. Bahkan, dia juga sempat menggeluti dunia pendidikan dengan menjadi tenaga pengajar di UNPAS, UNTIRTA, serta UC Santa Cruz di California, Amerika Serikat.
Ketika menjadi redaktur Manglelah Yoseph memiliki kedekatan dengan Saleh Danasasmita yang membuatnya tertarik pada Sejarah Sunda. Oleh karena itu, tulisannya di Mangle pun didominasi oleh Sejarah Sunda. Begitu juga dengan proses pembuatan karya sastranya seperti Perang Bubat (1988), Wastukancana (1990), Prabu Wangisutah (1991), Pamanahrasa (1991), Putri Subaglarang (1991), Prabu Anom Jayadewata (1996) (p2kp.stiki.ac.id), Tanjeur na Juritan, Jaya di Buana (1991), dan Tri Tangtu di Bumi (1996). Khusus untuk dua karya terakhir, yaitu Tanjeur na Juritan, Jaya di Buana (1991) dan Tri Tangtu di Bumi (1996) Yoseph berhasil mendapat penghargaan Sastra Rancage.
Selain karya sastra di atas, Yoseph juga membuat sejumlah karya lagi baik berupa buku dan artikel sejarah, puisi, serta naskah drama, di antaranya: Yuganing Rajakawasa diterbitkan Geger Sunten; Sejarah Kebudayaan Jawa Barat (empat jilid); Sejarah Cirebon; Sejarah Banten; peristiw serangan pasukan RI terhadap Inggris di daerah Sukabumi pada masa revolusi; Ngadegna Pajajaran (naskah drama); Pemberontakan Cakrawarman (naskah drama); Runtagna Pajajaran (naskah drama); Nyi Puun (naskah drama); Tanjeur Pajajaran (naskah drama); Haji Prawatasan (naskah drama); Juag Toed (naskah drama komedi); Harewos Nu Gaib (naskah drama); BOM (naskah drama); dan Cucunguk (naskah drama ini banyak dipilih oleh peserta FDBS atau Festival Drama Basa Sunda IX tahun 2006).
Sumber:
“Yoseph Iskandar”, diakses dari https://p2kp.stiki.ac.id/id3/3068-2956/Yoseph-Iskandar_106875_stiki-malang_p2kp-stiki.html, tanggal 2 Mei 2021.
Purna, Dhipa Galuh dan Yulianto Agung. 2008. “Obituari: “Nyekar” Yoseph Iskandar”, diakses dari http://cabiklunik.blogspot.com/2008/03/obituari-nyekar-yoseph-iskandar.html, tanggal 2 Mei 2021.