Masjid Agung Buahbatu

Masjid Agung Buahbatu (dulu bernama Masjid Kaoem Boeahbatoe) berada tidak jauh dari Pasar Kordon di Jalan Margacinta-Terusan Buahbatu. Masjid ini merupakan masjid tertua di kawasan Bandung Selatan yang mulai dibangun pada 17 Ramadhan 1357 H (10 November 1938) dengan peletakan batu pertama oleh Bupati Bandung Padoeka Kandjeng Dalem Raden Wiranatakoesoema hingga selesai dan diresmikan pada 22 Jumadil Awal 1358 H atau 9 Juli 1938. Adapun pelindung kepanitiaan pembangunan masjid adalah Raden Wiriadipoetra yang juga menjabat sebagai Wedana Oejoengbroeng sedangkan yang bertindak sebagai petugas pengawas (Noe Nitenan) adalah Opzichter Desawerken RR Bandoeng Mas Memed.

Selain Padoeka Kandjeng Dalem Raden Wiranatakoesoema dan Mas Memed, nama-nama lain yang ikut terlibat dalam proses pembangunan masjid tercatat di prasasti peresmian terpahat pada lempengan batu marmer berbentuk persegi yang ditempel pada salah satu tiang di teras masjid. Mereka adalah Padoeka Djoeragan Raden Demang Wiriadinata, Patih Bandoeng, Paduka Djoeragan Raden Hadji Abdul Kadir, Penghoeloe Bandoeng, Padoeka Djoeragan Raden Moehammad Enoch, Padoeka Djoeragan Raden Wiriadipoetra, dan Wedana Oejoengbroeng.

Sebagai catatan, masjid yang dirancang oleh N. Goedbloed Bouwkundige ini telah mengalami beberapa kali renovasi. Renovasi pertama dilakukan tahun 1988 pada masa pemerintahan Bupati Bandung HD Cherman E dengan menghancurkan seluruh bangunan masjid dan hanya menyisakan prasasti peresmian. Selesai renovasi, dibuat prasasti lagi bertuliskan “Masjid Agung Buah Batu diresmikan Bupati Bandu HD Cherman E, Paseh 16 Desember 1988”.

Satu dasawarsa kemudian (tahun 2002) bangunan mulai direnovasi lagi karena telah tercakup dalam wilayah pemekaran Kota Bandung. Dan sejak saat itu, perombakan demi perombakan terus dilakukan dari mulai hal-hal kecil hingga besar. Perombakan besar terjadi pada tahun 2010 dan baru rampung dua tahun setelahnya. Tanggal 30 Agustus 2010 atau 20 Ramadhan 1431 H hasil perombakan diresmikan oleh Walikota Bandung Dada Rosada dan Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan. Sebagai penanda, keduanya membubuhkan tanda tangan pada prasasti hitam yang berada di bawah prasasti yang diresmikan oleh HD Cherman E.

Saat sekarang, bangunan masjid yang diarsiteki oleh H. Ahmad Nu’man ini telah berlantai dua. Pada bagian kubah berwarna emas sedangkan dinding luar berbalut kaca patri bermotif kaligrafi berwarna kuning dan hijau. Sementara untuk lantai bagian dalam berbahan parkit dan luarnya menggunakan keramik. Dan, untuk menambah kemegahan masjid, di sekeliling bangunan dipasang kusen-kusen terbuat dari kayu jati.

Foto: https://komunitasaleut.com/tag/masjid-agung-buah-batu/
Cara Pasang Tali Layangan agar Manteng di Udara
Topeng Monyet
Keraton Surosowan

Archive