Danau Suoh terletak di Dusun Kalibata, Desa Sukamarga, Kecamatan Suoh, sekitar 250 kilometer dari Bandar lampung atau 40 kilometer dari Kota Liwa. Untuk mencapai obyek wisata yang berada pada ketinggan 1.200 meter diatas permukaan air laut ini dapat ditempuh melalui beberapa Rute. Rute pertama, dari Kabupaten Tanggamus melalui Kecamatan Wonosobo sejauh 60 kilometer. Sedangkan rute lainnya dapat melalui Kecamatan Sekicau atau Kecamatan Batu Brak.
Namun sayang, prasarana jalan di ketiga rute tersebut belumlah memadai (masih onderlagh), sehingga agak sulit untuk mencapai lokasi danau. Jadi, apabila hendak berkunjung hanya dapat menggunakan kendaraan off-road, baik berupa jeep atau motor trail yang dapat melaju di jalan berbatu dan berlumpur. Apalagi jika memilih rute melewati daerah Way Semaka, maka akan terasa lebih sulit karena harus menyeberang sungai selebar 150 meter menggunakan rakit atau getek dengan biaya Rp.2.000.
Kondisi Danau
Kawasan Danau Suoh merupakan sebuah “komplek” yang terdiri dari empat buah danau, yaitu: Danau Asam, Danau Minyak, Danau Belibis, dan Danau Lebar. Nama-nama tersebut konon diambil dari kondisi di sekitar danau. Misalnya, nama Danau Asam diberikan karena air danau itu rasanya asam. Sekitar 300 meter arah selatan Danau Asam terdapat Danau Minyak yang permukaan airnya tampak seperti minyak yang mengambang. Selanjutnya, Danau Belibis yang namanya diambil dari kawanan burung belibis yang sering datang mencari ikan. Danau Belibis kondisinya tidak terawat dan disekitarnya ditumbuhi ilalang tinggi. Terakhir, Danau Lebar yang asal usul namanya tidak diketahui secara pasti. Pasalnya, lebar danau ini masih kalah dibandingkan dengan Danau Asam.
Selain danau, di kawasan Suoh juga terdapat potensi panas bumi (geothermal) yang cukup besar dan apabila dikelola dapat dikembangkan sebagai obyek wisata dan sumber energi baru yang potensial di Lampung Barat. Lokasinya di bawah pegunungan sekitar kawasan antara hutan lindung dan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS). Di tempat ini terdapat belasan lubang seukuran kolam yang mengeluarkan gelembung seperti air mendidih dan apabila telah mencapai permukaan akan meletus mengeluarkan bunyi serta asap berbau belerang. Oleh masyarakat setempat lubang-lubang yang diberi nama Keramikan, Pasirkunig, Gunung Goyang, dan lain sebagainya itu dijaga dan diberi kayu-kayu pembatas agar tidak diinjak oleh pengunjung yang datang.
Saat ini, seluruh potensi sumber daya alam di Kecamatan Suoh ini belum dikelola dan dikembangkan oleh pemerintah daerah setempat. Walhasil, hanya pada hari-hari tertentu seperti tahun baru atau hari-hari besar nasional saja danau-danau serta “kolam-kolam” geothermal ramai dikunjungi. Itu pun hanya wisatawan lokal dari Kecamatan Suoh dan beberapa kecamatan lain disekitarnya. Padahal, apabila dikelola dengan baik, tidak mustahil semua sumber daya alam tersebut dapat mendatangkan devisa besar bagi pendapatan asli daerah Lampung Barat. (gufron)
Foto: https://aryanamk.wordpress.com/type/aside/