Pangga adalah perlengkapan penari laki-laki di daerah Sulawesi Tengah saat mempertunjukkan tarian dalam upacara penyembuhan, seperti Tari Balia Bone, Tari Jinja, atau sejenisnya. Pangga atau disebut juga sebagai sinjulo ini adalah sebagai penanda bahwa yang mengenakannya adalah seorang laki-laki yang sedang mempertunjukkan tarian perempuan (Zohra, dkk: 1988). Laki-laki ini bukanlah seorang banci atau wadam, melainkan laki-laki tulen yang hanya berperan sebagai perempuan pada saat menari. Jadi, ketika sedang tidak menari mereka berperilaku sebagaimana layaknya laki-laki (telukpalu.com).
Pangga atau Sinjulo terbuat dari bahan kulit kayu. Adapun proses pembuatannya diawali dengan mencari pohon yang kulitnya kuat dan lentur. Apabila pohon telah ditemukan, maka diadakan upacara sebelum melakukan penebangan. Tujuannya adalah agar roh penghuni pohon tidak marah karena tempat tinggalnya ditebang atau dirusak. Peralatan dan perlengkapan upacara diantaranya berupa seekor ayam berwarna putih serta nasi ketan berwarna hitam, kuning, dan merah (warisanbudayaindonesia.info).
Selesai upacara barulah bagian pohon yang besar (tidak seluruhnya) ditebang sepanjang sekitar 60 centimeter. Kayu hasil tebangan itu kemudian direndam dalam air sungai atau kolam selama tiga hari tiga malam agar kulitnya mudah dikelupas. Bila kulit telah dikelupas proses selanjutnya adalah memukulinya dengan alat pemukul khusus agar menjadi lebar dan tipis. Kemudian, kulit kayu itu direndam selama tiga hari tiga malam lalu dipukuli lagi dan dijemur agar kering. Setelah kering, kulit kayu dipotong dengan panjang sekitar 150 centimeter dan lebar 50 centimeter lalu dilipat menjadi dua bagian. Pada salah satu sisi diguting membentuk huruf V sebagai tempat untuk memasukkan kepala. Dan, proses terakhir, pangga diberi cat warna merah menggunakan bahan dari buah atau air kayu lambugu. Sebagai catatan, saat ini penggunaan kulit kayu sebagai bahan pembuat pangga sudah jarang dilakukan. Para seniman tari lebih memilih kain yang warnanya disesuaikan dengan kostum yang dipakai. (gufron)
Sumber:
Mahmud, Zohra et.al. 1988/1989. Peralatan Hiburan dan Kesenian Tradisional Daerah Sulawesi Tengah. Palu: Proyek Inventarisasi dan Dokumentasi Kebudayaan Daerah, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
"Pangga", diakses dari http://warisanbudayaindonesia.info/view/warisan/2524/Pangga, tanggal 20 September 2014
"Peralatan Tari Tradisional", diakses dari http://telukpalu.com/2008/04/peralatan-tari-tradisional/, tanggal 19 September 2014.