Provinsi Sumatera Barat memiliki beberapa buah danau besar yang saat ini dijadikan sebagai obyek wisata andalan untuk menunjang perekonomian daerahnya. Salah satu dari danau tersebut adalah Danau Singkarak yang membentang di wilayah dua kabupaten, yaitu Kabupaten Solok dan Tanah Datar. Untuk mencapai obyek wisata ini dapat melalui dua rute (menggunakan angkutan umum). Rute pertama dari Kota Padang menggunakan kendaraan bermotor selama 2,5 jam dengan tarif berkisar antara Rp.25.000,00 hingga Rp.40.000,00. Sedangkan, rute lainnya dari Kota Bukittinggi yang jaraknya hanya sekitar 36 kilometer melewati bantaran gunung yang diselingi oleh petak-petak sawah
Kondisi Danau
Danau Singkarak berada pada titik koordinat antara 0,36 derajat Lintang Selatan (LS) dan 100,3 derajat Bujur Timur (BT) dengan ketinggian sekitar 363.5 meter di atas permukaan laut (mdpl). Luasnya sekitar 11.200 hektar atau 107,8 km² dengan panjang sekitar 20 kilometer, lebar 6.3 kilometer dan berkedalaman sekitar 268 meter. Danau Singkarak yang merupakan danau terluas kedua di Pulau Sumatera ini merupakan hulu dari Batang (Sungai) Obilin yang kelebihan airnya dialirkan lagi melalui terowongan menembus Bukit Barisan menuju ke Batang Anai untuk menggerakkan turbin PLTA Singkarak di daerah Lubuk Alung, Kabupaten Padang Pariaman.
Danau singkarak memiliki pemandangan yang indah sehingga menjadi daerah tujuan wisata unggulan sekaligus destinasi pelengkap bagi wisatawan yang datang ke Provinsi Sumatera Barat. Di tempat ini pengunjung akan menyaksikan indahnya panorama alam seperti: barisan pepohonan yang tumbuh di sepanjang tepian danau, areal persawahan yang menghijau, hamparan Bukit Barisan serta Gunung Singgalang dan Marapi yang menjulang tinggi.
Selain pemandangan alamnya yang indah, Danau Singkarak juga menyimpan 19 spesies ikan, yaitu: Ikan Kapiek (Puntius shwanefeldi), Balinka/Belingkah (Puntius Belinka), Baung (Macrones Planiceps), Kalang (Clarias Batrachus), Jabuih/Bundal (Tetradon Mappa), Kalai/Gurami (Osphronemus Gurami Lac), Puyu/Betok (Anabas Testudeneus), Sapek/Sepat (Trichogaster Trichopterus), Tilan (Mastacembelus Unicolor), Jumpo/Gabus (Chana Striatus), Kiuang (Chana Pleurothalmus), Mujaie (Tilapia Pleurothalmus), Turiak (Cyclocheilichthys de Zwani), Lelan (Osteochilis Vittatus), Sasau/Barau (Hampala Mocrolepidota), Garing (Tor Tambroides), Asang (Osteochilus Brachmoides), Rinuak, dan Bilih (Mystacoleucus Padangensis).
Khusus untuk ikan bilih (Mystacoleucus Padangensis), adalah spesies yang diperkirakan hanya hidup di danau ini (endemik). Oleh masyarakat setempat, ikan ini dijadikan sebagai sumber mata pencaharian dengan menjualnya antara Rp.15.000,00-Rp.50.000,00 per perkilogram, bergantung pada lokasi penjualannya. Bila lokasi penjualan ikan bilih bertempat di sekitar danau, maka harga jualnya pun hanya sekitar Rp.15.000,00. Namun, bila pendistribusian ikan telah sampai di pasar tradisional, maka harganya bisa melonjak hingga Rp.50.000,00 per kilogram dengan alasan jumlah ikan yang semakin sedikit dan sulit didapat.
Alasan inilah yang akhirnya membuat pemerintah melalui Badan Riset Kelautan dan Perikanan berusaha membudidayakan ikan bilih di luar Danau Singkarak. Lokasi yang dipilih untuk pembudidayaan adalah Danau Toba di Sumatera Utara karena habitatnya diperkirakan mirip dengan Danau Singkarak. Adapun jumlah bibitnya sekitar 5.000 ekor sehingga cukup untuk mengisi relung makanan yang belum dimanfaatkan oleh ikan yang ada di Danau Toba. Hasilnya, ikan yang oleh masyarakat sekitar Danau Toba disebut sebagai pora-pora ini dapat tumbuh dan berkembang biak dengan baik. Bahkan, ukurannya jauh lebih besar daripada di habitat aslinya di Danau Singkarak.
Fasilitas Danau Singkarak
Fasilitas penunjang obyek wisata Danau Singkarak tergolong lengkap. Misalnya, bagi pengunjung yang ingin berkeliling danau sambil menikmati airnya yang jernih dapat menyewa perahu atau sampan tradisional atau becak danau milik nelayan setempat. Sementara bagi pengunjung yang ingin berolahraga, Danau Singkarak menyediakan lahan yang sangat luas untuk berbagai macam aktivitas olahraga, seperti: berenang, dayung, memancing, jogging, senam, paragliding, terjun bebas, parasailing, paralayang dan lain sebagainya. Dan, bagi pengunjung yang ingin merasakan nikmatnya makanan khas Danau Singkarak berupa ikan bilih dan pangek sasau, di sekitar tepian danau banyak terdapat warung makan yang menyediakan menu tersebut.
Sebagai catatan, karena banyak digunakan untuk aktivitas berolahraga, Danau Singkarak pernah dijadikan sebagai ajang untuk menyelenggarakan event olahraga berskala nasional dan internasional. Misalnya, Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata (sekarang Pariwisata dan Ekonomi Kreatif) bekerjasama dengan Pemerintah Provinsi Sumatera Barat pernah menyelenggarakan lomba balap sepeda bertitel “Tour de Singkarak” terdiri dari lime etape. Etape pertama mengelilingi Kota Padang, Etape kedua dari Kota Padang menuju Bukittinggi sejauh 92,3 km, etape ketiga dari Bukittinggi menuju Sawahlunto sejauh 85,1 km, etape keempat dari Sawahlunto menuju Danau Singkarak sejauh 90,2 km, dan etape terakhir dari Danau Singkarak menuju Danau Kembar lalu ke Danau Singkarak lagi sejauh 188 km.
Foto: http://infowisataku.com
Sumber: