Bila mendengar kata “kerbau” atau Bubalus bubalis benak sebagian kita tentu akan tertuju pada binatang ternak berukuran besar dengan berat antara 300-60 kg. Ia diyakini sangat kuat sehingga banyak dimanfaatkan untuk membalikkan lapisan tanah sawah agar tidak asam agar dapat terkena sinar matahari. Sebagai hewan ternak kerbau tidak digemari untuk dijadikan makanan karena berdaging alot, bertekstur keras, dan harganya relatif mahal.
Namun, ada juga yang berpikir bahwa kerbau merupakan hewan yang dagingnya bisa dikonsumsi dengan berbagai macam cara. Orang-orang yang berada di daerah Lebak serta Pandeglang di Provinsi Banten, misalnya, adalah mereka yang menyukai daging kerbau sebagai bahan konsumi karena seratnya lebih kasar dan dapat bertahan lebih lama (jika dipanaskan berulang kali) dibanding daging hewan lain. Di kedua daerah ini daging kerbau diolah sedemikian rupa hingga menjadi sebuah masakan yang populer disebut sebagai empal.
Empal kerbau di daerah Lebak dibuat dengan bahan-bahan seperti: bawang merah, bawang putih, lengkuas, santan kelapa, merica, kencur, kunyit, lengkuas (kapulaja), garam, gula jawa, jage, salam, kecap, dan lain sebagainya. Adapun cara membuatnya adalah dengan mencampur bahan-bahan tadi dengan daging kerbau lalu direbus antara 2 hingga 3 jam hingga airnya menyusut. Selanjutnya daging kerbau yang telah empuk digoreng hingga matang dan siap disajikan.
Bagi masyarakat Lebak, khususnya yang ada di Rangkasbitung, apabila ingin mencicipi tetapi tidak memiliki waktu membuat sendiri ada warung khusus penyedia empal kerbau bernama Ka Oyo. Warung yang sangat legendaris bagi penikmat empal kerbau ini berada sekitar 200 meter dari Stasiun Rangkasbitung. Adalah Bu Dariah sebagai orang yang pertama kali mencetuskannya. Di tahun 1970-an dia membuka warung empal kerbau di daerah Pacinan. Pada medio tahun 2006 warung kemudian pindah di samping stasiun (berdekatan dengan Taman Kanak-kanan dan Asrama Polisi) dan pengelolaannya diteruskan oleh salah seorang anaknya bernama Bu Hj Emin. Dan, dari Hj Emin barulah beralih ke Pak Oyo sebagai penerusnya hingga sekarang. Oleh Pak Oyo sajian empal kerbau dipadukan bersama dengan soun, perkedel, tempe, dan lalap. (ali gufron)