Permainan Barempuk

Asal Usul
Di Kabupaten Sumbawa, Nusa Tenggara Barat terdapat sebuah permainan tradisional yang disebut sebagai barempuk. Sesuai dengan namanya, dalam permainan ini para pesertanya akan saling rempuk atau memukul satu sama lain menggunakan tangkai bulir padi yang telah dipotong. Mengenai kapan dan dari mana permainan ini berasal sudah tidak diketahui lagi karena telah ada dan dimainkan oleh penduduk Sumbawa secara turun-temurun hingga saat ini.

Pemain
Barempuk adalah permainan yang hanya dilakukan oleh kaum laki-laki. Para pemainnya dipilih di antara petani yang sedang memanen dan atau penonton yang dianggap memiliki kekuatan fisik seimbang untuk dipertarungkan. Selain pemain, barempuk juga menggunakan wasit sebagai pengatur jalannya permainan dan menentukan pemenangnya.

Tempat dan Peralatan Permainan
Permainan barempuk atau disebut juga baranak bawi umumnya dilakukan di areal persawahan yang tengah mata rame (panen). Arenanya sendiri dibuat di tengah sawah yang sisinya ditandai dengan tancapan bendera. Tujuannya agar orang mengetahui bahwa di tempat itu akan diselenggarakan barempuk, sehingga mereka akan datang berbondong-bondong untuk melihatnya.

Adapun peralatan yang digunakan dalam permainan adalah tangkai padi berbulir yang baru saja dipotong menggunakan rangap atau ani-ani sebanyak genggaman dua belah tangan. Tangkai padi berbulir ini nantinya akan digunakan sebagai pelapis atau pembalut tangan serta alat untuk memukul.

Aturan Permainan
Aturan dalam permainan barempuk tergolong sederhana, yaitu pemain diharuskan saling pukul menggunakan tangkai padi berbulir hanya pada bagian perut ke atas. Dan, selama permainan berlangsung tidak boleh menggigit lawan mainnya.

Jalannya Permainan
Permainan barempuk diawali dengan pemilihan calon peserta. Caranya, peserta yang telah siap dengan tangkai padi berbulir di tangannya berjalan ke tengah arena sambil ngumang mencari lawan tanding yang masih berada dalam kerumunan penonton. Bila ada yang berani melawan, keduanya lalu berdiri saling barhadapan dengan wasit diantara keduanya untuk menjelaskan peraturan dalam barempuk, seperti: hal-hal yang tidak boleh dilakukan selama pertarungan berlangsung dan lain sebagainya yang bersifat teknis pelaksanaan.

Selesai menjelaskan peraturan barempuk, wasit lalu memberi aba-aba dengan peluit untuk segera memulai pertarungan. Sejurus setelah peluit berbunyi, kedua pemain akan saling menyerang menggunakan tangkai padi berbulir. Mereka berusaha menunjukkan kelihaian gerakan menyerang, menangkis pukulan, serta mencuri kelengahan agar dapat mendaratkan sabetan tepat di tubuh lawan. Begitu seterusnya hingga wasit membunyikan peluit sebagai tanda permainan berakhir.

Nilai Budaya
Barempuk, sebagai suatu permainan atau dapat dikategorikan sebagai seni bela diri yang tumbuh dan berkembang di kalangan masyarakat Sumbawa, jika dicermati mengandung nilai-nilai yang pada gilirannya dapat dijadikan acuan dalam kehidupan sehari-hari. Nilai-nilai itu antara lain: kesehatan, kerja keras, kedisiplinan, kepercayaan diri, dan sportivitas.

Nilai kesehatan tercermin dari gerakan atau teknik-teknik pukulan dan tangkisan yang dilakukan, ketika sedang bertanding. Dalam hal ini, gerakan-gerakan dalam bermain barempuk harus dilakukan sedemikian rupa, sehingga otot-otot tubuh akan menjadi kuat dan aliran darah pun menjadi lancar. Ini membuat tubuh menjadi kuat dan sehat.

Nilai kerja keras tercermin dari usaha untuk menguasai teknik-teknik yang ada dalam barempuk. Tanpa kerja keras mustahil teknik-teknik untuk memukul maupun menangkis serangan lawan dapat dikuasai secara sempurna.

Mempelajari seni barempuk juga memerlukan kedisiplinan, baik terhadap diri sendiri maupun terhadap aturan-aturan yang diberlakukan. Tanpa kedisplinan dan ketaatan atau kepatuhan kepada aturan-aturan tersebut akan sulit bagi seseorang untuk menguasainya secara sempurna.

Selain itu, mempelajari barempuk, sebagaimana permainan bela diri lainnya, berarti mempersiapkan diri untuk menghadapi kemungkinan-kemungkinan yang tidak diinginkan, baik demi keselamatan diri maupun orang lain. Dengan menguasai seni barempuk seseorang akan memiliki keberanian dan menjadi percaya diri sehingga tidak takut gangguan dan atau ancaman dari pihak lain.

Dan, nilai sportivitas tercermin dari sikap dan perilaku para pelakunya yang secara jantan mau mengakui keunggulan lawan dan menerimanya dengan lapang dada. Hal ini penting karena dalam suatu pertandingan tentu ada kalah dan menang yang jika tidak disikapi secara sportif dapat menjurus ke arah kekerasan. (ali gufron)

Sumber:
“Barempuk”. http://www.sumbawakab.go.id/index_static.html?id=174 . Diakses 20 April 2013.

“Permainan Barempuk”. 2012. http://nettiliskayanti.blogspot.com/2012/12/permainan-barempuk.html. Diakses 22 April 2013.

“Seni Budaya Sumbawa”. http://gemparvaroz.blogspot.com/2011/06/seni-budaya-sumbawa.html. Diakses 22 April 2013.
Cara Pasang Tali Layangan agar Manteng di Udara
Topeng Monyet
Keraton Surosowan

Archive