Kerupuk

Berbicara tentang kuliner khas Indonesia yang dianggap paling merakyat tentu tidak akan terlewatkan dengan sebuah makanan yang diberi nama kerupuk. Makanan yang mungkin namanya diambil dari teksturnya yang garing serta bunyinya yang kriuk-kriuk ketika dimakan ini konon diciptakan oleh sebuah keluarga dengan banyak anak. Oleh karena sangat miskin, maka untuk bertahan hidup mereka harus memutar otak agar tidak kelaparan. Walhasil, ketela pohon pun diolah menjadi makanan. Adapun caranya adalah dengan memarutnya, lalu diberi air, diperas, diendapkan, dan dijemur. Tepung hasil endapan ketela pohon tadi kemudian diolah sedemikian rupa menjadi makanan yang akhirnya disebut sebagai kerupuk samiler (jendelakamu.blogspot.co.id; www.kaskus.co.id).

Lepas dari asal usul yang masih "konon" tersebut, yang jelas saat ini kerupuk terbuat dari adonan tepung dicampur dengan lumatan udang atau ikan atau perasa lainnya yang dikukus kemudian disayat-sayat tipis atau dibentuk dengan alat cetak lalu dijemur agar mudah digoreng dengan minyak atau pasir (kbbi.web.id).

Oleh karena proses pembuatan dan pemasakannya berbeda-beda, maka kerupuk memiliki cukup banyak varian, yaitu: (1) kerupuk ikan; (2) kerupuk ikan palembang; (3) kerupuk mie kuning; (4) kerupuk kedelai; (5) kerupuk Bangka; (6) kerupuk aci; (7) kemplang; (8) kerupuk bawang putih; (9) kerupuk bawang (id.wikipedia.org); (10) kerupuk tahu; (11) seblak; (12) kerupuk tulang; (13) kerupuk gapit, kerupuk blek; (14) kerupuk kulit; (15) kerupuk gendar. Kerupuk gendar dibuat dari adonan nasi yang dicampur dengan bumbu rempah dan penambah rasa. Agar lebih kenyal, dalam adonan dapat bula ditambahkan bleng atau tepung tapioka sebelum diiris tipis dan dijemur selama 2-3 hari hingga kering; (16) kerupuk sanjai; (17) kerupuk ceker ayam; (18) rengginang. Rengginang terbuat dari nasi atau beras ketan yang dikeringkan di bawah panas matahari. Bentuk rengginang agak berbeda dari jenis kerupuk pada umumnya karena bahan yang digunakan tidak dihaluskan terlebih dahulu. Jadi, ketika telah dibentuk bulat atau bundar lalu digoreng, biji-biji beras atau beras ketan sebagai bahan pembentuknya akan tetap terlihat; (19) kerupuk melarat. Kerupuk melarat dibuat dari tepung tapioka yang dibentuk menyerupai tali kusut diberi pewarna menyala (merah, kuning, hijau). Sesuai dengan namanya yang berarti "miskin", kerupuk ini tidak digoreng menggunakan minyak melainkan pasir yang sudah dibersihkan sehingga proses penyaringannya harus dilakukan dengan cara diayak; (20) kerupuk kulit. Kerupuk kulit (rambak/jangek) tidak dibuat dari tapioka melainkan kulit sapi atau kulit kerbau yang diiris tipis-tipis kemudian diberi bumbu sebagai penambah rasa lalu dijemur hingga kering selama 2-3 hari. Dalam proses penyajiannya kerupuk kulit perlu digoreng sejumlah dua kali karena sulit mengembang. Proses penggorengan pertama dilakukan dengan minyak bersuhu rendah sebelum dipindahkan dalam penggorengan berisi minyak goreng panas; (21) kerupuk jengkol. Kerupuk jengkol berbahan dasar jengkol yang dilumatkan lalu dicampur dengan tepung kanji dan dibentuk bulat. Sesuai dengan namanya, ketika telah digoreng kerupuk ini berwarna cokelat serta berbau dan berasa seperti jengkol; dan (22) kerupuk udang. Kerupuk udang terbuat dari adonan halus tepung tapioka dan udang rebon serta bumbu rempah sebagai penambah rasa. Bila telah merata, adonan dikukus hingga matang dan kenyal ^_^ lalu diiris tipis-tipis dan dijemur selama 2-3 hari sampai kering. (ali gufron)

Foto: https://commons.wikimedia.org/wiki/File:Kerupuk_mi_kuning.JPG
Sumber:
"Kerupuk", diakses dari http://kbbi.web.id/kerupuk, tanggal 25 Agustus 2016.

"Sejarah Kerupuk", diakses dari http://jendelakamu.blogspot.co.id/2011/11/sejarah-kerupuk.html, tanggal 25 Agustus 2016.

"Kerupuk", diakses dari https://id.wikipedia.org/wiki/Kerupuk, tanggal 26 Agustus 2016.

"Sejarah Kerupuk dan Macam-macam Kerupuk", diakses dari http://www.kaskus.co.id/ thread/51b588a08227cfb03b000005/sejarah-kerupuk-dan-macam-macam-kerupuk/, tanggal 29 Agustus 2016.
Cara Pasang Tali Layangan agar Manteng di Udara
Topeng Monyet
Keraton Surosowan

Archive