Terompong Beruk (Provinsi Bali)

Terompong Beruk adalah nama gamelan sejenis rindik yang memakai resonator dari “beruk”. Yang dimaksud dengan beruk adalah alat minum air semacam teko tetapi dibuat dari batok kelapa. Mula-mula kelapa butiran yang cukup tua dikupas kulitnya kemudian dilubangi di bagian atasnya serta isinya dikeluarkan. Setelah bersih, batoknya dihaluskan dan di bagian samping dibuat lubang kecil tempat air keluar waktu kita meneguknya. Untuk tutup atasnya dibuat pula bundaran batok kelapa yang sesuai dengan lubang tersebut. Pada saat ini beruk sebagai alat minum tradisional yang khas Bali sangat jrang ditemukan karena fungsinya sudah diganti oleh alat lain, umpamanya kendi dan teko.

Kata terompong berarti alat gamelan dari perunggu yang memiliki pencong atau “moncot” yang terdiri atas beberapa buah yang disusun dalam satu “tungguh”. Demikian pula halnya dengan terompong beruk itu, hanya bahan dan bentuknya berbeda dengan terompong tersebut.

Bentuk bilahnya sama dengan rindik dan dibuat dari kayu pohon enau yang di Bali disebut “uyung”. Sedang sebagai resonatornya adalah beruk yang berlubang di atasnya semacam beruk alat minum tersebut di atas, yang disusun sedemikian rupa masing-masing susunan sebagai berikut :

(ndeng) (ndung) (ndang)
(nding) (ndeng) (ndung)
(ndang) (nding) (ndung)

Jadi dalam satu tungguh ada dua oktaf dengan sistem empat nada.

Selain di Desa Bongaya ada pula sejenis gamelan terompong beruk yang terdapat di Desa Tenganan Pegeringsing, Kabupaten Karangasem. Gamelan itu disebut gamelan Gelunggang. Perbedaannya hanya terletak ada bahan bilahannya, jumlah bilahan nadanya dan larasnya.

Bilahan gambelan glunggang dibuat dari sejenis kayu yang disebut kayu “klipa”. Larasnya adalah pelog, dengan susunan bilahan nada-nadanya sebagai berikut

ndang nding ndong
ndeng ndung ndang
nding ndong ndeng
ndung

Dilihat dari laras dan susunan nada-nadanya maka lebih tepat kiranya Glunggang ini disebut dengan Terompong daripada Terompong Beruk yang ada di Desa Bongaya tersebut, bila dibandingkan dengan pengertian “terompong” yang biasanya menjadi bagian dari barungan gambelan Gong Gede. Hanya perbedaannya yaitu Terompong Gong Gede itu berbentuk pecon, terbuat dari perunggu dan tanpa resonator.

Karena selawahnya rendah maka Terompong Beruk itu dipukul dalam posisi duduk bersila. Panggulnya dua belah bertangkai agak panjang dibuat dari bambu. Sedangkan ujungnya berbentuk bundar terbuat dari kayu yang tidak begitu keras seperti panggul rindik.

Terompong Beruk itu merupakan instrumen tunggal yang tidak merupakan bagian dari suatu barungan gambelan. Demikian pula tidak berfungsi dalam suatu upacara tertentu, jadi semata-mata dipakai sebagai hiburan.

Sumber:
Triguna, Ida Bagus Gde Yudha, dkk,. 1994. Peralatan Hiburan dan Kesenian Tradisional Bali. Denpasar: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Cara Pasang Tali Layangan agar Manteng di Udara
Topeng Monyet
Keraton Surosowan

Archive